AHLAN WA SAHLAN

Assalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh

SELAMAT DATANG

Di situs resmi

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AN-NUR

Sawahan Turen Malang Jawa Timur Indonesia

Sebuah sarana informasi dan komunikasi, bagi para para Dewan Guru, Siswa dan alumni YPI ANNUR yang telah tersebar keseluruh penjuru tanah air bahkan dunia, selain itu situs ini juga berfungsi sebagai media pemersatu umat islam dengan semboyan utamanya Ukhuwah Islamiyyah

Silahkan membaca dan mohon kiranya berkenan meninggalkan kesan atau kritikan membangun demi terciptanya sebuah Situs yang berkwalitas

Rabu, 29 Juli 2015

MA ANNUR SAWAHAN TUREN

Dalam upacara hari kemerdekaan RI









Kamis, 22 November 2012

SEMARAKKAN BERSIH DESA, DEWAN GURU YPI ANNUR ATRAKSI DRUMBAND
















Sawahan Turen
 
Puluhan dewan guru YPI Annur, yang berasal dari 3 lembaga di bawah naungan YPI Annur Sawahan Turen, yakni Madrasah Ibtida’iyyah, Madarasaha Tsanawiyyah dan Madrasah Aliyah, menampilkan aktraksi unik, dalam rangka bersih Desa Sawahan tahun 2012.


 

















Dalam kegiatan ini, sengaja yayasan tidak menampilkan drumband Siswa-Siswi, namun justru menampilkan Dewan gurunya, Bapak Subakir BA selaku Kepala MA Annur mengatakan “ Tujuan kami sebenarnya sederhana, ingin berpartisipasi dalam acara tahunan ini, sekalian memberikan kesempatan kepada anak-anak biar istirahat.” Kata Pak bakir di sela-sela acara bersih desa.


 














Panasnya terik matahari, tidak menurunkan semangat dewan guru YPI Annur dalam beratraksi, untuk bapak-bapak, memakai kaos olah raga dengan di tambahi topi bundar layaknya koboi dan tidak lupa kacamata hitam, sedangkan ibu-ibu dewan guru, memakai baju baru kreasi mereka sendiri dengan menggunakan dana swadaya, cantik namun elegan ujar mereka.

















Acara bersih Desa ini merupakan agenda rutin, yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Sawahan Kecamatan Turen, sedangkan pelaksanaannya diagendakan setiap awal Tahun Hijriyah, pada pelaksanaan kali ini, belasan kontingen dari berbagai unsur masyarakat ikut andil, mulai dari sekolah tingkat dasar hingga masyarakat umum, termasuk diantaranya adalah YPI ANNUR. (M.arif)
 

 



Senin, 01 Oktober 2012

YPI ANNUR TEMPOE DOELOE

Potret YPI Annur di tahun tahun awal berdiri, disinlah dahulunya cikal bakal YPI Annur berada, sebelah utara Masjid Al Jamhuri, meskipun hanya berdinding anyaman bambu, namun tidak mengurangi kesemangatan dalam menuntut ilmu

Salah satu suduh Madrasah annur ketika dalam masa pembelian tanah dan pemugaran rumah, untuk pembangunan gedug baru YPI Annur, kala itu terdapat tiga unit bangunan yang berdampingan dan di bebaskan untuk pembangunan gedung baru YPI Annur


Siswa Siswi Madrasah Annur, berpose usai mengajar pada pertengahan tahun 1982, bangunan yang nampak adalah kantor Mi Annur yang dahulunya merupakan Kantor Balai Desa Sawahan .


Salah satu sudut Madrasah Annur ketika dalam proses pembangunan, dalam foto terlihat, meski pembangunan berjalan, namun tidak sampai mengganggu aktifitas belajar mengajar di Madrasah Annur. bahkan terkadang para siswa dilibatkan dalam pembangunan, seperti kerja  bakti dan lain lain


Siswa kelas VI MI Annur berpose di depan lokal kelas yang hampir rampung, pada tahun 1992, saat itu telah selesai  rampung di bangun 4 lokal kelas dari 10 lokal yang direncanakan.


Pengajar dan Siswa-siswi TK Annur berpose, di ruang kelas mereka, ini adalah siswa generasi pertama TK ANnur


 









Rabu, 09 Mei 2012

MADRASAH DI MASA KINI

Menurut Mastuhu (1994), suatu lembaga pendidikan akan berhasil
menyelenggarakan kegiatannya jika ia dapat mengintegrasikan dirinya ke dalam
kehidupan masyarakat yang melingkarinya. Keberhasilan ini menunjukkan
adanya kecocokan nilai antara lembaga pendidikan yang bersangkutan dan
masyarakatnya, setidak-tidaknya tidak bertentangan. Lebih dari itu, suatu lembaga
pendidikan akan diminati oleh anak-anak, orang tua, dan seluruh masyarakat
apabila ia mampu memenuhi kebutuhan mereka akan kemampuan ilmu dan
teknologi untuk menguasai suatu bidang kehidupan tertentu, kemampuan moral
keagamaan dan moral sosial-budaya untuk menempatkan diri mereka di tengahtengah
pergaulan bersama sebagai manusia terhormat . Sementara itu menurut
Kuntowijoyo dalam Munir Mulkhan (1994) mengatakan bahwa pengembangan
pendidikan umum di pesantren dan sekolah-sekolah agama (madrasah) telah dapat
menghilangkan eksklusivisme budaya di kalangan anak-anak santri . Dalam
kaitan ini, di sinilah perlunya pemberian pengetahuan umum pada lembaga- lembaga pendidikan agama, dan ini tampak makin menjadi sebuah kebutuhan
yang mendesak sejalan dengan tuntutan modernitas.
Di samping itu agar lulusan sekolah-sekolah agama, khususnya madrasah,
bisa menyesuaikan diri di alam yang telah maju, maka timbul usaha dari pihak
pemerintah untuk lebih meningkatkan mutu madrasah ini agar sejajar dengan
sekolah-sekolah umum yang sederajat . Oleh karena itu, dalam kaitan ini
menurut Imam Bawani (2000), persoalan utamanya adalah bagaimana dunia
pendidikan Islam di Indonesia berhasil menuntaskan peserta didiknya dalam hal
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi sekaligus tetap memiliki
kesempatan untuk mendalami hal-ihwal keagamaan. Ibaratnya, kalau bisa 100%
menguasai iptek dan 100% pula mendalami imtaq. Jangan sampai ada yang
terabaikan antara keduanya. Tidak boleh penguasaan ilmu agama dikorbankan
untuk semata mengejar pengetahuan umum, demikian pula ilmu pengetahuan
umum diabaikan demi semata mempelajari ilmu agama. Lebih lanjut alternatif
solusi menurutnya adalah perlu diterapkan system full day school untuk tingkat
dasar, dan model pendidikan berasrama untuk tingkat lanjutan, menengah, dan
perguruan tinggi .
Selanjutnya, wujud peningkatan mutu di beberapa madrasah selama ini,
hasilnya ditandai dengan kesejajaran tingkat kompetitifnya dengan sekolahsekolah
umum, baik negeri maupun swasta. Di Jawa Timur misalnya, madrasah
yang memiliki kategori seperti ini adalah MIN 1 Malang dan MAN 3 Malang. Di
Jawa Barat, terdapat MAN Serpong yang merupakan peralihan dari SMU Islam
Cendekia Serpong . Dan, sejalan dengan tuntutan modernitas, melalui upaya
pengintegrasian kurikulum dalam sistem pendidikan madrasah diharapkan dapat
meng-counter dikotomi tentang mana yang lebih penting antara ilmu agama dan
ilmu umum. Dalam kajian ini, sistem pendidikan madrasah sebagai lembaga
pendidikan Islam tidak hanya terbatas pada persoalan kurikulum saja, akan tetapi
juga mencakup SDM guru, kegiatan belajar-mengajar, dan sarana prasarana
(fasilitas).
Sementara itu, dalam kaitan dengan peran madrasah dalam sistem pendidikan
nasional di Indonesia, terdapat pertanyaan sebagai berikut: seberapa jauh
sumbangsih madrasah dalam sistem pendidikan nasional? Terdapat perbedaan
antara Departemen Agama dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Di
kalangan Departemen Agama, sistem madrasah dianggap merupakan sumbangan
kepada bangsa, baik menurut tuntutan zaman modern maupun menurut Islam,
meskipun ada kesan bahwa mata pelajaran umum belum diberikan secara optimal.
Sementara itu, di kalangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menilai,
bahwa sistem madrasah sering tidak dihargai sebagai sumbangan besar terhadap
sistem pendidikan .
Pengakuan formal hanya dipandang sebagai konsesi kepada umat Islam saja.
Dalam publikasi pihak Islam, sumbangan madrasah kepada seluruh kegiatan
pendidikan di Indonesia diuraikan secara panjang lebar, sedang dalam publikasi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hal itu hampir tidak disebut sumbangan
Departemen Agama kepada sistem pendidikan. Misalnya dalam rencana 10 tahun
memerangi buta huruf yang disusun pada tahun 1951 dan rencana memasukkan
wajib belajar secara umum, sama sekali tidak disebut sumbangan madrasah
terhadap rencana di atas .
Realitas yang terkesan diskriminatif pada madrasah saat itu, tampaknya di
masa sekarang sudah mengalami perubahan. Di masa sekarang, madrasah secara
yuridis formal sudah diakui keberadannya dan menjadi bagian penting dari sistem
pendidikan nasional di Indonesia. Hal ini paling tidak dapat dilihat pada SKB 3
Menteri, yaitu antara Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan
Menteri Dalam Negeri tahun 1975 tentang peningkatan mutu madrasah, yang
selanjutnya ditindaklanjuti dengan SKB 2 Menteri, yaitu antara Menteri Agama
dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1984. Landasan yuridis-formal
tersebut juga dapat dilihat dalam UUSPN No. 2 Tahun 1989, dan Undangundang
SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, yang salah satu intinya adalah mengatur
kesejajaran antara madrasah dan sekolah umum.
Adapun latar belakang munculnya SKB 3 Menteri tersebut adalah bahwa
dalam rangka mencapai tujuan nasional pada umumnya dan mencerdaskan
kehidupan bangsa pada khususnya, serta memberikan kesempatan yang sama
kepada tiap-tiap warga negara Indonesia untuk memperoleh pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, dan memberikan kesempatan untuk
mendapatkan pengajaran yang sama bagi tiap-tiap warga negara, perlu diambil
langkah-langkah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada madrasah, agar
lulusan madrasah dapat melanjutkan atau pindah ke sekolah-sekolah umum dari
tingkat sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi .
Sementara itu, ketika membicarakan sistem pendidikan madrasah maka tidak
bisa dilepaskan dengan komponen atau unsur-unsur yang terdapat dalam sistem
tersebut. Komponen atau unsur yang dimaksud di antaranya adalah berkaitan
dengan siswa, guru, kurikulum, proses pembelajaran, dan sarana prasarana
(fasilitas lembaga). Pertanyaan besar yang dapat diajukan kepada madrasah
adalah bagaimana sebenarnya kualitas unsur-unsur tersebut, apakah sudah sama
dengan sekolah-sekolah umum ataukah masih di bawah standart ? Persoalan
inilah yang selama ini menjadi tantangan bagi madrasah untuk terus memperbaiki
kualitas.

Minggu, 08 Mei 2011

SELAMA JAM PELAJARAN DILARANG MEMBAWA HP

(Ypiannur.blogspot.com). Merebaknya berbagai kasus asusila dan kenakalan remaja akhir-akhir ini, membuat gerah banyak kalangan, salah satu penyebabnya, begitu bebasnya komunikasi dengan lain jenis tanpa memandang waktu dan tempat sehingga membahayakan terhadap remaja itu sendiri, karena akan berakibat seorang remaja akan terseret arus pergaulan bebas yang membahayakan.

Oleh karenanya agar tidak timbul hal-hal yang tidak diinginkan, maka MTs Annur sebagai sebuah lembaga pendidikan yang berbasis akhlaqul karimah mencoba Inovasi untuk mencegah terjadinya tidak kejadian yang tidak diinginkan dengan melarang seluruh siswa MTs untuk menggunakan fasilitas Handphone dilingkungan sekolah.

Namun bila seorang siswa menginginkan berkomunikasi dengan orang-orang dirumahnya, MTs Annur menyediakan sarana telephone umum yang bisa digunakan setiap saat sehingga apa bila seorang siswa ingin dijemput maka bisa menggunakan fasilitas tersebut.

ASAH KEMAMPUAN BAHASA ASING DENGAN LAB BAHASA

(Ypiannur.blogspot.com). Tuntutan zaman Globalisasi akhir-akhir ini, membuat berbagai kalangan berfikir untuk membuat inovasi  agar kita mampu memasukinya, salah satu factor dasar yang harus dikuasai pada saat memasuki era tersebut adalah bahasa.

Suasana di Lab. Bahasa
Karena dengan bahasa kita mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, selanjutnya dengan bahasa kita mampu melaksanakan kegiatan social dengan pihak-pihak lain.

Oleh karenanya sebagai usaha untuk mewujudkan kegiatan tersebut, MI Annur melakukan kegiatan Ekstra Kulikuler dengan menggunakan Lab Bahasa sebagai salah atu sarana penunjangnya, dengan adanya lab tersebut, maka siswa akan mampu memahami setiap keterangan yang disampaikan oleh pengajar, karena selain dengan menggunakan sarana yang canggih siswa juga dapat memahami dengan cepat. (Riff)

MEMBANGUN MENTAL BERSIH SEDARI DINI

Sepatu tertata rapi
(Ypiannur.blogspot.com) Usia dini adalah usia yang paling ideal untuk membentuk karakter manusia, oleh karenanya, penting sekali bagi para pendidik, menanamkan nilai-nila Ahkaqul Karimah dan membangun nilai social bagi bagi para siswa, seperti yang dilakukan para guru di RA (Raudlatul Athfal/ taman kanak-kanak) YPI Annur Sawahan Turen.
 Agar mereka terbiasa hidup bersih dan membersihkan lingkungan sekitar, maka di anjurkan kepada setiap siswa TK untuk melakukan kebersihan setiap  melakukan kegiatan. Seperti membersihkan lingkungan kelas, kantin dan juga kamar mandi.

Meski hasilnya tidak sebersih yang dilakukah oleh orang dewasa, namun kegiatan seperti ini bagus untuk membangun jiwa social bagi seorang anak, karena dengan terbiasa hidup bersih, maka dalam keseharian pun ia akan melaksanakannya.

Selain itu, agar terdidik dengan dengan menjaga kesucian dalam kesehariannya, maka dalam kegiatan sehari-hari, para siswa-siswi TK Annur diwajibkan melepaskan sepatunya dan merapikannya di tempat yang telah disediakan. Adapun tujuan dasar melaksanakan kegiatan seperti ini adalah, para siswa akan mampu membedakan antara sesuatu yang suci dan tidak. (Riff)

Kamis, 21 April 2011

GALI POTENSI SENI DENGAN KURSUS MUSIK


(Annur 21/04) Setiap insan diciptakan pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan, namun sayangnya terkadang manusia itu sendiri tak menyadari kemampuan yang dimilikinya, sehingga potensi yang ia milikipun tak ia sadari, tapi justru yang muncul hanyalah kekurangn-kekurangan yang ada pada dirinya. Menyadari pentingnya sebuah usaha bagi seseorang agar potensi diri yang selama ini tidak terpancing, MTs Annur dengan Ektra kulikulernya mencoba membangkitkan potensi siswa dengan mengadakan kursus seni music Qosidah Modern.


Group Rebana MTs Annur saat tampil

Dengan mengkombinasikan antara musik Tradisional seperti rebana dan alat music modern seperti keyboard dan gitar, maka diharapkan para siswa akan mampu menampilkan kreasi seni yang indah. Sehingga music qosidah yang selama ini dianggap sebagai music pinggiran dan kampungan, dapat diterima oleh bebagai golongan.



Guru pembimbing ektra Musik MTs Annur Bapak Khoirul Anam mengatakan “salah satu tujuan pelaksanaan Ektra Kulikuler Musik Qosidah ini adalah membangkitkan kreatifitas siswa, sehingga potensi siswa yang mungkin terpendam dapat muncul.” Ujarnya bangga. Dari pantauan lapangan memperlihatkan antusiasme para siswa dalam melaksanakan latihan Qosidah begitu tinggi terlihat dari begitu seriusnya mereka dalam mendengarkan paparan dan pelatihan yang diberikan oleh Bapak Khoirul anam.Riff