Sebuah gubug reyot dengan pemisah ditengah itu, terlalu penuh untuk ditempati oleh para santri, apalagi jika dalam musim hujan, sudah dipastikan pastilah tetesan air hujan akan jatuh bergantian menimpa para santri-santri kecil itu, melihat kenyataan tersebut pendidik madrasah Dinniyah tersebut berinisiatif memindah lokasi belajar mereka ketempat yang memadai, apalagi lokasi yang sekarang dengan Masjid sehingga mau tidak mau harus segera direlokasi untuk perluasan Masjid. Setelah menunggu dalam ketidak pastian dalam jangka waktu 2 tahun, akhirnya do’a para santri dan pengajar terjawab sudah, dengan disediakannya lahan kosong di seberang jalan untuk pemindahan sarana pendidikan tersebut, lokasi baru tersebut adalah eks bangunan balai desa.
Setelah pemindahan dilakukan, berangsur-angsur pembangunan fisik Madrasah ini mulai terlihat, salah satunya adalah dibangunnya beberapa local di bagian belakang kantor eks kepala Desa, sehingga santri tidak lagi harus menumpuk pada satu titik saja.
Pada suatu hari di pertengahan tahun 1976, di putuskanlah sebuah keputusan yang fenomenal sebagai ujung tombak berdirinya MI Annur, yang hingga nama tersebut tetap lestari dan menjadi salah sarana pendidikan yang tetap bertahan ditengah terjangan arus globalisasi.
Hingga saat ini YPI Annur tetap eksis dalam ikut serta mewujudkan pendidikan yang berstandarkan pendidikan Kementrian Pendidikan Nasional, sehingga seluruh lembaga yang ada mulai dari RA (Raudlatul Atfal), MI (Madrasah Ibtida;iyyah). MTs (Madrasah Tsanawiyyah) dan MA (Madrasah Aliyah) semua lulusannya diakui oleh pemerintah dan bias meneruskan kejenjang pendidikan nasional lainnya.(Arif Noer)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar